Demi kenyaman, jika Anda membaca tulisan ini melalui ponsel, ubah dulu setting browsernya ke mode desktop/website dulu ya 😉 |
Mudahnya urus paspor di kantor imigrasi Palembang |
Yuhuu, di postingan ini saya bakal ceritain A-Z pengalaman saya membuat paspor baru di Kantor Imigrasi Kelas I Palembang. Mungkin akan sedikit panjang tulisannya, tapi mudah-mudahan yang baca bisa dapat gambaran detail terkait proses pengurusan paspor terbaru di Palembang tahun 2019 ini.
Check it out, Gaes!
Setelah sejuta tahun rencana bikin paspor berakhir gagal dengan berbagai alasan, di bulan April 2019 ini akhirnya saya punya paspor juga. Perdana. Itu pun harus diancam dulu sama sama Kak Yayan a.k.a Omnduut. “Kalau masih nggak bikin paspor juga sekali ini, kakak diamkan kamu satu jam kalo ketemu!”
Itu sungguh ancaman serius. Didiamkan Kak Yayan sejam sama artinya dengan membuang kesempatan dijajanin bakso, model, es krim Pak Samin, plus cerita update-an film atau buku kece terbaru. Didiamkan sejam itu juga berarti kehilangan 60 menit berharga untuk nggosipin orang lain dengan asyik (woy!).
Ok. Saya ngelantur. Balik ke paspor, setelah bertanya dengan berbagai sumber terpercaya, semedi, dan mandi bunga tujuh rupa campur air tujuh sumur serta tujuh samudera (Halah!) , berikut langkah-langkah mudah mengurus paspor di kantor imigrasi Palembang :
1. Mendapatkan nomor antrean online
Ini penting, karena dari yang saya baca tentang keluhan-keluhan masyarakat terkait Kantor Imigrasi Palembang di ulasan google maps, sepertinya kantor ini tidak melayani sistem antre manual lagi. Seluruh prosedur antrean wajib menggunakan antrean online (mohon koreksi kalau salah).
unduh aplikasi Layanan Paspor Online di Playstore |
Caranya gampang kok, tinggal download aplikasi "Layanan Paspor Online" di play store. Lalu sign up dengan mengisi data standar (ikuti saja langkah-langkahnya. Gampang!).
Selanjutnya, pilih jadwal antrean yang tersedia (ditandai dengan kotak berwarna hijau).
Saat saya pertama mendaftar di awal Maret, kuota antrean sudah penuh. Hal ini cukup membuat saya kesal karena dicoba berhari-hari pun masih tetap penuh.
Lalu ada yang menyarankan saya untuk mulai mendaftar di hari Jumat pukul 2 siang. Sudah saya coba, dan antrean masih penuh juga (full merah).
lakangan saya baru tahu, kalau kuota antrean paspor itu di-update setiap 2 Minggu sekali. Ya, betul infonya, di hari Jumat pukul 14.00, namun SETIAP 2 MINGGU SEKALI.
|
Benar saja, ketika mencoba daftar di hari Jumat berikutnya (tanggal 29 Maret), mayoritas kolom antrean hampir semuanya masih hijau untuk jangka waktu 2 minggu ke depan.
Setelah menyocokkan jadwal, saya pilih antrean hari Kamis (10/4) pukul 09.00-10.00 WIB. Oh iya, satu nomor antrean bisa berlaku untuk 5 permohonan sekaligus. Jadi untuk keluarga atau bareng teman bisa diurus sekaligus.
Sambil menunggu hari H, saya beralih ke step selanjutnya.
2. Menyiapkan dokumen dan syarat yang dibutuhkan
Adapun syarat yang dibutuhkan untuk pengajuan pembuatan paspor dewasa adalah :Syarat pengajuan paspor • kucingdomestik.co |
* E-KTP asli dan fotokopi di kertas A4 (tidak usah dipotong kecil)
* akta kelahiran, surat nikah, ijazah terakhir, atau surat baptis asli dan fotokopi (cukup pilih salah satu dokumen yang di dalamnya terdapat informasi nama, tempat tanggal lahir, dan nama orang tua)
* Kartu keluarga asli dan fotokopi
* Meterai6000
* Paspor lama (jika untuk perpanjangan)
Syarat meterai itu luput saya bawa. Dan ternyata dibutuhkan untuk menandatangani surat pernyataan. Tidak masalah sih, di kompleks kantor imigrasi Palembang ada tempat fotokopian yang menjualnya. Tapi mahal bo’, Rp 10 ribu (eh, apa Rp 12 ribu ya?)
Hadeh, mending bawa sendiri dari rumah. Oh iya, jangan lupa juga bawa pena sendiri karena butuh nanti untuk mengisi formulir.
Sementara itu, kalau untuk yang berusia 17 tahun ke bawah berikut syaratnya :
Syarat paspor anak • IG Kantor Imigrasi Palembang |
3. Datang ke Kantor Imigrasi Palembang, ambil formulir dan isi
Sesuai dengan jadwal di aplikasi, saya datang ke kantor imigrasi tanggal 10 April. Karena lokasi cukup jauh dari rumah, saya berangkat cukup pagi, setengah 8.
Sebaiknya memang sampai setidaknya setengah jam sebelum jadwal antrean, karena masih harus mengambil formulir dulu. Lokasi loket formulir di gedung bagian belakang, dekat masjid.
Saat mengambil formulir, harus menunjukkan aplikasi antrean online ke petugas. Sebaiknya sudah dalam posisi log in, sehingga tinggal menunjukkan.
Loket pengambilan formuliri |
Saat saya antre, beberapa orang di depan saya baru sibuk log in aplikasi saat diminta petugas, ngambil formulirnya jadi lama. Padahal kalau sudah menunjukkan, petugas akan langsung kasih formulirnya.
Begitu dapat, langsung ke luar ruangan dan isi formulirnya. Jangan lupa tempel meterai di lembar surat pernyataan.
Ga bawa lem? Tenang. Meterai itu sama kaya prangko, cukup basahi sedikit bisa nempel kok. Pakai air minum ya, jangan pakai ludah.
Bukan berarti ga bisa nempel, tapi pliss deh. JOROK TAHU!!!
4. Antre Serahkan Berkas
Setelah formulir diisi, gabungkan dengan semua dokumen persyaratan yang sudah dibawa dari rumah tadi dalam satu map, lalu masuk ke ruang layanan pengurusan paspor (lokasinya persis berhadapan dengan loket pengambilan formulir).
Rupanya saya datang kepagian. Harus benar-benar pukul 09.00 baru bisa ikut antre. Saat itu masih kurang setengah jam. Karena pengunjung tidak terlalu banyak dan masih banyak kursi kosong, saya dibolehkan security menunggu di dalam.
Tepat pukul 9, saya ikut antre menyerahkan berkas. Antreannya manual, tapi cukup tertib dan tidak terlalu ramai (mungkin karena faktor kuota antrean online yang memang dibatasi per sesi).
Setelah menyerahkan berkas, dapat map ini + nomor antrean |
Petugas mengecek dokumen dan syarat yang dibutuhkan, memasukkannya ke dalam map khusus dan memberikan nomor antrean untuk proses wawancara.
“Tolong map-nya sambil dilengkapi sebelum wawancara ya, Mbak,” kata petugas menunjuk bagian depan map yang masih kosong dan harus diisi dengan data diri.
5. Wawancara dan Sesi Foto
Ini saat paling mendebarkan (sekaligus membosankan). Menunggu saat nomor antrean disebut untuk melakukan sesi wawancara.
Prosesnya mirip antre di bank. Ada 4 counter layanan yang buka. 3 counter khusus dan 1 counter prioritas. Memperhatikan counter prioritas ini benar-benar hiburan tersendiri. Bukan manula atau kaum difabel yang mencuri perhatian saya, tapi anak-anak di bawah 2 tahun ini.
Memperhatikan kehebohan para petugas membujuk mereka agar mau lihat ke kamera benar-benar mengundang senyum. Tak sedikit yang menangis atau malah tidur saat waktunya diambil foto. Setidaknya bisa mengurangi kejenuhan menunggu tiba giliran nomor saya dipanggil.
Pemandangan di counter prioritas |
Cukup lama juga saya menunggu. Kira-kira satu jam. Dalam jangka waktu itu, saya kuga memperhatikan proses wawancara orang lain.
Entah faktor sudah terlanjur cemas dan tegang duluan, saya melihat prosesnya lebih parah dari wawancara HRD saat melamar pekerjaan. Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan ditanyakan petugas atau berapa lama durasi wawancaranya. Petugas juga terkesan jutek dan seram.
Tapi setelah giliran saya tiba diwawancara, rupanya tidak seseram itu. Sebaliknya, saya amat rileks menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Saya dapat petugas mas-mas yang (sepertinya) baru menikah. Kukunya yang masih penuh Inai jingga terlihat jelas.
Desas desus soal sikap petugas terasa mengintimidasi sih memang iya. Tapi saya maklumi, tanggung jawab mereka kan besar. Siapa yang menjamin kalau warga yang diwawancarai ini ternyata bakal calon TKW ilegal atau bagian dari sindikat penyelundupan narkoba internasional?
Cuma selama kita memang “tidak macam-macam”, proses wawancara juga ga aneh-aneh kok. Saya cuma ditanya mau kemana, urusan apa, kesibukannya apa, benar-benar baru sekali urus paspor? dan sederet hal yang sepertinya cuma ngobrol-ngobrol ala warung kopi.
Tahu-tahu saya sudah diminta scan sidik jari dan langsung foto saat itu juga. Dan ciiisss, berpose syantiek setelah sebelumnya disuruh copot kaca mata terlebih dahulu.
Sampai sempat bengong nggak percaya, sesimple dan sesingkat itu? Saya prediksi cuma sekitar 10 menit. 15 menit paling lama. Luar biasa!
Sebelum meninggalkan counter, saya diberi kertas berupa pengantar pembayaran paspor.
Bukti pengantar pembayaran paspor
6. Bayar dan Tunggu
Biaya pembuatan paspor adalah Rp 355 ribu untuk paspor biasa 48 halaman. Sudah bersih, tanpa biaya tambahan apapun.
Pembayaran bisa dilakukan di bank manapun, tapi kalau ga mau repot, bisa langsung bayar di mobil pos yang setia hadir di kantor imigrasi Palembang ini.
Setelah itu beres, tinggal tunggu 3 hari kerja untuk kembali dan ambil paspornya. Meski tertulis 3 hari kerja, saya sarankan setidaknya tunggu seminggu untuk mengambil.
Saya sendiri baru mengambil tanggal (23/4) kemarin karena minggu lalu banyak tanggal merah. Saat kembali ke kantor Imigrasi Palembang, datang sekitar pukul 9 pagi, langsung ke loket pengambilan paspor.
Menunggu sebentar saja, tidak sampai 10 menit, paspor pun sudah di tangan.
Fiuuuhh, senangnya. Bukan hanya tidak ada salah ketik nama atau data diri lainnya, tapi foto saya terlihat cakep. 10 kali lebih cakep dari foto ijazah, dan 100 kali lebih cakep dari foto e-KTP 😹😹😹
Akhirnyaaa... Setelah sejuta tahun , punya paspor juga 😹
Kesan saya tentang Kantor Imigrasi Kelas IA Palembang ...
Luar biasa!
Benar-benar pelayanan kelas I.
Jujur, tadinya sempat skeptis karena sudah banyak cerita tentang kebusukan tempat ini, atau cerita betapa sulitnya (atau dipersulit?) orang-orang saat mengurus paspor.
Tapi rupanya hal itu sama sekali tidak ditemui. Bahkan saya tidak melihat penampakan calo seorang pun.
Kalau soal urusan kelancaran wawancara, yah … mungkin itu balik-balik ke amal perbuatan pribadi masing-masing kali ya? Banyak berdoa saja dapat petugas yang baik hati dan tidak sombong 😹
Cuma saya juga heran lho, ada mbak-mbak yang diwawancara sebelum saya, kayanya prosesnya ribet banget. Diminta nunjukin surat keterangan kerja lah, disuruh nelpon atasannya lah. Beberapa orang lain juga ada yang diminta nunjukin tiket pesawat.
Yah, apapun itu, saya rasa itu tergantung dengan kemampuan kita meyakinkan petugas. Bahwa kita nggak akan “macem-macem” di luar negeri.
Saya sempat ditanya, “sudah beli tiketnya?”
Terus terang saya jawab belum. Tapi saya tambahkan, “justru karena itu pengen bikin paspor, Pak. Jadi kalau dapat tiket yang harganya ok tinggal berangkat!”
Beres.
Nggak usah ngasih keterangan macem-macem atau nggak bener. Karena itu cuma bikin gerak-gerik kita dicurigai. Para petugas itu juga pasti udah belajar psikologis manusia rasanya …
Nggak usah paket calo juga. Lha wong urus sendiri saja gampang banget kok.
Akhir kata, terima kasih Kantor Imigrasi Kelas IA Palembang, pertahankan pelayanan kaya gini ya? Sampai jumpa 4,5 tahun lagi 😽
Nb.
Kalau ada yang kurang jelas atau ingin ditanyakan, silakan colek Instagram Kantor Imigrasi Palembang (@kanimpalembang). Adminnya ramah dan responsif selagi di jam kerja.
Bonus :
Bule unyu yang English-nya lebih parah dari gw 😹 |
Hahahaha baru diancam didiemin 1 jam yak. Gimana kalau seharian pas ketemu, aku yang gak kuat. Mau ghibah sama siapaaaa coba? Lol.
BalasHapusOke paspor udah jadi, tinggal mestakung. Nunggu kejutan, eh tahu-tahu ntar paspor itu udah hilang keperjakaannya hahahahaha
Thank youuuuu... Sudah sudah dipaksa bikin 😂
HapusSemoga ado kesempatan jalan bareng Kak Yayan 😊
Salah fokus sama foto di paspor. Bibirnya merah. Suka deh.
BalasHapusPink itu mbak Ira ��
HapusTerima kasih sudah mampir
Dah aku syedih liat nasib passport-ku yg abis masanya tahun kemaren. Cuma dipake sekali yg bikin lebih sedih. Ahahhahaaa...
BalasHapusPertanyaan selanjutnya: mau kemana kah gerangan dlm waktu dekat? #eaaa
Perpanjang, Mbaak...sekalian bikin untuk Faraz ��
HapusJawab pertanyaannya di next posting ye ..hihihihi
Hahaha kalo yg ini selundupan mamak kucing 😂😂
BalasHapusUdah bepaspor aja. Tinggal otw. Oleh oleh wkwk
Wkwkwkwk.... Otw ke hatimu, Ka?
BalasHapussy coba daftar, tapi kok saat pilih jadwal ga mau diklik tombol lanjut yak???apa krn sy daftar hr sabtu??hr ini??mohon pencerahannya...tx
BalasHapusGa masalah sih kalo soal hari-nya, selagi memang kuota masih tersedia (masih hijau).
HapusCoba hubungi langsung kantor imigrasi Palembang -nya, Kak ...
di Instagram atau Twitter @kanimpalembang
Mereka pasti lebih paham masalahnya apa. Tapi kalau weekend biasanya slow respon.