Menu

Scarlett Facecare - kucingdomestik.com



Seiring dengan tanggal pernikahan saya yang semakin dekat, sejumlah teman dan kerabat memuji wajah saya yang tampak kian glowing dan cerah. Tak sedikit yang meminta saya berbagi rahasia perawatan kulit wajah. Beberapa yang lain mengira saya rutin mengunjungi klinik dan salon kecantikan. 

Calon manten


Well, saya memang melakukan perawatan wajah dengan rutin. Tapi tidak sampai ke klinik kecantikan (sayang duitnya cuy, mau nikah banyak kebutuhan  lain). Saya hanya menggunakan rangkaian produk perawatan wajah dari Scarlett yang dipakai setiap hari. 

Saya memutuskan pakai Scarlett Facecare setelah sebelumnya merasa puas banget dengan rangkaian produk bodycarenya (ulasan lengkap sudah pernah saya tulis di sini). Memang, agak risky karena itungannya coba-coba. Tapi kalau nggak dicoba gimana bisa tahu kan ya? 

Seperangkat facecare Scarlett yang terdiri dari facial wash, serum wajah, krim pagi, dan krim malam sudah saya order kira-kira sebulan lalu. Seperti biasa, puas banget sama packingnya yang super aman dan rapi tanpa rembes. 

Dibandingkan dengan produk bodycare-nya, packing rangkaian facecare ini terlihat jauh lebih "niat" dan berkelas. Wah, nggak sabaran jadinya untuk buru-buru nyobain. 

 

Well, saya baru tahu kalau produk perawatan wajah ini terhitung keluaran baru dari Scarlett. Ada dua series, yakni Brightly Series dan Acne Series. Berhubung wajah saya nggak terlalu bermasalah sama jerawat (kecuali kalo lagi PMS), saya pilih yang Brightly Series.

Terus terang, saya sempat kaget lho. Hasilnya udah langsung terlihat meski baru dipakai selama 1 minggu. Kulit wajah saya jadi lebih cerah dan glowing dari biasanya. Nggak cuma itu, bintik-bintik milea yang ada di bawah mata juga menghilang.

Sebelum dan sesudah pakai scarlett


Sempat ragu mau melanjutkan pemakaian atau tidak. Karena sering dengar kalau wajah berubah terlalu cepat setelah pemakaian produk perawatan tertentu, biasanya ada kandungan zat berbahaya di dalamnya. Tapi saya sudah ngepoin komposisi masing-masing produk Scarlett, semuanya aman. Sudah ada label BPOMnya pula. Ditambah saat ngintip-ngintip review dari dokter juga bilang kalau Scarlett aman, jadinya lega untuk terus melanjutkan pemakaian. 

Terlebih, setelah dipakai juga cocok dengan tipe kulit saya yang tipe normal-kombinasi. Nggak ada tuh iritasi, gatal-gatal atau semacamnya. So, aman lah ya. 

Berikut akan saya jelaskan rangkaian produknya satu per satu biar lebih jelas. 

Scarlett Brightening Facial Wash

Scarlett facial wash dengan kelopak bunga mawar di dalamnya


Ini produk buat cuci muka. Teksturnya agak berbeda dengan facial foam yang bisa saya pakai selama ini yang bertekstur seperti pasta. Facial Wash Scarlett teksturnya lebih cair dan licin. 

Yang menarik, Scarlett Brightening Facial Wash ini punya kelopak mawar utuh di dalamnya. Pantes wanginya lembut dan enak banget. 

Sayang, saat diaplikasikan ke wajah agak kurang berbusa sehingga kurang memberi kepuasan dalam rutinitas mencuci muka. 

Meski begitu, yang tepenting adalah Kandungan di dalamnya. Ada Glutathione, Aloe vera, rose petal, dan vitamin E. Dengan kombinasi seperti itu, jelaslah manfaat facial wash ini adalah untuk mencerahkan, melembabkan, dan menyehatkan kulit wajah. 


Scarlett Brightly Ever After Serum

Scarlett brightly after serum


Ini yang paling menarik buat saya. Packingnya bagus banget, ada tambahan kotak pelindungnya segala jadi super aman di perjalanan. 

Tekstur Scarlett Brightly Ever After Serum ini seperti serum wajah pada umumnya. Cair, tidak lengket, langsung kering dan meresap ke dalam kulit wajah setelah sebentar saja dipijat lembut.

Di kemasan tertulis cukup gunakan 2-3 tetes saja setiap kali pemakaian. Tapi berhubung jidat saya jenong kek lapangan bola, saya tambahkan satu tetes lagi agar lebih rata. 

Dari semua jenis rangkaian facecare, saya paling suka pakai serum karena efeknya langsung berasa saat itu juga. Jadi lembab dan kenyal gitu lho. 

Serum ini mengandung phyto whitening, glutathione, dan vitamin C. Wajar banget dong kalau kulit langsung cerah dalam seminggu pemakaian rutin. 


Scarlett Brightly Ever After Cream Day

Scarlett Day Cream


Saya kurang suka tekstur Scarlett Brightly Ever After Cream Day ini karena lebih encer dari cream day pada umumnya. Bukan apa, jadi menetes dan meleber kemana-mana gitu saat baru dicolek. 

Aroma-nya juga sedikit aneh menurut saya. Susah dijelaskan, kaya bau jamu (?) atau obat herbal begitu. Tapi ya masih termaafkanlah, nggak sampai bikin saya pusing atau muntah-muntah nyium baunya. (Tapi berharap banget Scarlett bisa berinovasi lagi untuk tekstur dan bau yang lebih nyaman untuk customer). 

Cuma kalau mau fair, apalah artinya tekstur dan aroma jika dibandingkan dengan hasilnya. Ga heran sih, kandungan krim siang Scarlett ini emang lengkap banget dan sesuai kebutuhan. 

Ada glutathione, rainbow algae untuk menyempurnakan warna pigmen kulit, Hexapeptide-8 untuk menyamarkan garis halus, rosehip oil in essential fatty acids dan antioksidan untuk menyamarkan bekas luka, Poreaway untuk menyamarkan pori-pori, Triceramide untuk melembabkan sekaligus menyamarkan keriput, dan aqua peptide glow untuk melembabkan dan mencerahkan.

Tanpa krim siang ini, yakin deh bercak milea saya nggak akan hilang. 

Scarlett Brightly Ever After Cream Night


Scarlett Night Cream


Berbeda dengan krim siang, krim malam Scarlett ini teksturnya favorit banget. Jauh lebih kental dan nyaman diaplikasikan.  Selain glutathione, vitamin C, Hexapeptide-8, Poreaway, dan aqua peptide glow, Scarlett Brightly Ever After Cream Night juga mengandung Niacinamide untuk mencerahkan kulit dan green caviar untuk mencegah kulit kering.

No komen-lah buat krim malam Scarlett ini. Suka. Suka. Suka. Pokoknya 😍😍😍


****

Nah, sudah tahu  kan sekarang rahasia kulit wajah cerah dan glowing jelang pernikahan saya? Jawabannya adalah rangkaian produk Scarlett Brightening Face Care Series.

Buat yang mau nyobain pakai, saya bocorin harganya masing-masing produk adalah Rp 75.000.Bisa order melalui WhatsApp 0877-0035-3000, LINE @scarlett_whitening, DM instagram @scarlett_whitening, atau di Shopee Mall: Scarlett Whitening Official Shop. Semuanya dilayani, tinggal pilih mana yang paling nyaman buat kalian.


Salam glowing dari Tepian Musi 

1




Saya menulis ini sebetulnya malah dalam kondisi yang sangat tidak tenang dan super khawatir saat mempersiapkan pernikahan. Hanya kurang tiga bulan lagi jelang hari H. 

Well, untuk orang-orang yang gemesshh karena saya dan Nugi tidak kunjung menikah, tiga bulan lagi itu mungkin masih lama. Tapi buat saya dan Nugi, yang sampai saat ini masih jadi LDR Fighter Palembang-Jogja, 3 bulan itu berasa diuber-uber. 

To be honest, masih banyak hal yang belum selesai. Mulai dari bimbingan pranikah di gereja, tetek bengek urusan administrasi untuk catatan sipil dan tes kesehatan, sampai persoalan memilih vendor belum tuntas semuanya. 

Satu hal yang paling bikin saya cemas saat ini mungkin juga faktor finansial. Hubungan LDR sendiri sudah begitu mahal untuk dijalani. Apalagi persiapan untuk hari H-nya. Terlebih, saya dan Nugi bisa dibilang tidak-bisa-terlalu-mengandalkan-orang-tua-lagi untuk urusan biaya pernikahan kami. 

Saya anak yatim, sementara orang tua Nugi sudah masuk usia lanjut yang sudah melewati masa produktifnya. Saya sempat berpikir, kalau saja saya dan Nugi dipertemukan lebih awal (sekitar 5 tahun lalu saat papa saya masih hidup dan orang tua Nugi masih produktif), apakah kami bakal lebih tenang dalam menyiapkan pernikahan? Kan enak ya kalau bisa seperti teman-teman lain yang menikah dengan dibiayai orang tua 🤭


Tapi sudahlah. Saya tidak mau berandai-andai. Saya percaya waktu Tuhan tidak pernah salah. Dan, saya tahu perjuangan saya dan Nugi ini tidak akan sia-sia. Kelak di kemudian hari, kami akan mengenang semua ini dengan senyuman. Amin. Amin. 


Berikut beberapa hal yang saya lakukan agar tetap tenang dan tidak khawatir berlebihan dalam mempersiapkan pernikahan : 


1. Berdoa

Terserahlah mau dibilang sok relijius atau bagaimana. Tapi doa adalah hal terkecil sekaligus terbesar yang bisa saya lakukan saat ini. Berdoa berarti menyerahkan segala sesuatunya pada kehendak Tuhan. 

Saya percaya Tuhan yang mempertemukan saya dan Nugi. Dia pula yang mengizinkan kami sampai di titik ini. Jika pernikahan kami juga bagian dari kehendak-Nya untuk kebaikan kami, Dia pasti akan mencukupkan segala sesuatunya. 

Baik saya dan Nugi mungkin sama-sama tidak bisa mengandalkan ayah kami lagi. Tapi kami punya Bapa di Surga yang masih bisa kami mintai pertolongan. Kalau semesta dan segala isinya ini Dia yang punya, betapa kecil di mata-Nya urusan pernikahan dua insan manusia ini, bukan? 


2. Tarik Nafas dan Atur Skala Prioritas

Saat membuat list to do terkait pernikahan yang ternyata super ribet dan bejibun, reaksi pertama ya panik dan stress. Terlebih waktu yang entah kenapa berubah mendadak menjadi seperti kurva. Menanjak lambat ketika proses pedekate dan pacaran, dan seketika terjun bebas begitu tunangan akhir tahun lalu. Beuh, tahu-tahu sudah setengah tahun saja berlalu sementara persiapan baru beres sekian persennya. 

Meski sulit, saya dan Nugi memaksa diri untuk mengambil waktu sejenak untuk sekadar menarik nafas. Setelah pikiran lebih jernih, maka kami urutkan berdasar skala prioritasnya. Mana yang harus benar-benar dipikirkan lebih dulu. 

Biaya kontrakan atau DP KPR setelah menikah jelas jauh lebih penting ketimbang dekorasi, biaya pre-marital medical check up lebih penting ketimbang seragam bridesmaid, dst. 

 Dan begitulah, kami selesaikan perlahan satu per satu. Apa yang bisa dibereskan dalam waktu dekat ya dibereskan. Kesusahan sehari cukuplah sehari. Yang bisa dikerjakan hari ini ya hari ini. Begitupun yang besok atau lusa. Nikmati saja. Jalani. 


3. Ikhlas dan Tidak Memaksakan Diri

Kunci ketenangan adalah sikap hati. Yah memang, siapa sih yang tidak ingin punya acara pernikahan yang wah dan perfect? Saya dan Nugi juga inginnya sebuah pernikahan yang sempurna. Namanya juga momen sekali seumur hidup. Tak perlu mewah, tapi elegan. 

Tapi saya dan Nugi juga belajar untuk tidak memaksakan diri. Kalau memang mampu, ya why not? Tapi jika tidak, maka harus bisa ikhlas. 

Kembali ke hakikat pernikahan itu sendiri, bukan? Menyatukan dua jiwa dan dua keluarga. Sekarang yang penting itu sah dulu pokoknya. Kalau ternyata hanya mampu mengundang 50 orang, kenapa harus memaksa mengundang 1000 orang? 

Lebih baik sebuah pernikahan sederhana ketimbang harus menyusahkan diri sendiri, mengorbankan kenyamanan hidup berumah tangga di masa depan, atau meninggalkan utang yang tak terlunaskan. 


Saya tidak mau memaksakan diri. Nugi juga tidak.  Seperti apapun bentuknya nanti, kami ingin pernikahan yang bisa menjadi berkat. Benar-benar berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terkasih, dan bukannya membebani mereka. 


Akhir kata, mohon doanya ya agar dilancarkan segala prosesnya. Amin. 

2

Baca juga

Uniknya Teknik Pewarnaan Alami Ala Suku Dayak Iban dan Cinta Bumi Artisant

Teknik Pewarnaan Alami Ala Suku Dayak Iban dan Cinta Bumi Artisant (kucingdomestik.com)  Teknik pewarnaan alami untuk kain selalu memiliki k...